Siswa Putus Sekolah di Boltim Mulai Didata

TAJUK BOLTIM – Guna menekan angka putus sekolah di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) melakukan pendataan siswa putus sekolah, untuk mengikuti setara paket A,B dan C, Rabu (14/9/2022).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boltim Yusri Damopolii mengatakan, proses pendataan siswa putus sekolah sekarang ini sedang dilakukan.

“Sejauh ini sudah terdapat 1647 lebih orang yang tercatat dalam usia putus sekolah setara paket A, paket B, dan paket C sebagai siswa program kesetaraan di SPNF SKB,” ujarnya.

Dia juga mengatakan mereka yang telah tercatat nantinya akan dibagi di 10 pusat pembelajaran yang tersebar di semua kecamatan se-Boltim.

“Mereka akan mengikuti proses pembelajaran berdasarkan program kesetaraan yang telah diatur oleh SPNF SKB masing-masing. Dalam 1 semester program kesetaraan itu hanya 18 kali pertemuan. Jadi mereka akan mengikuti proses belajar tatap muka sebanyak 18 kali dalam enam bulan,” jelasnya.

Untuk proses pendataan siswa putus sekolah pihaknya turut melibatkan Bidang PNFI, Bidang Kebudayaan, Bidang PTK, Sub Bagian Kepegawaian, SPNF SKB, serta beberapa kepala sekolah di desa masing-masing.

Sementara itu, Kabid PNFI, Hariyanto Mamonto, mengatakan, pihaknya menargetkan sekitar 2.000 siswa yang akan ikut paket A,B dan C.

“Pada intinya Pemerintah menginginkan tidak ada siswa putus sekolah, dan kedepannya mengantongi ijazah SMA. Ijasah ini penting untuk lapangan kerja, ataupun tuntutan kebutuhan. Makanya Kita mengadeng para Sangadi untuk melakukan data di setiap desa,” ucap Hariyanto.

Saat ini pihaknya dalam proses pendataandan penyusunan jadwalnya, yang akan dimasukkan ke Dapodik.

“Untuk wilayah pesisir di SKB Tutuyan, sedangkan wilayah Pengunungan di SKB Modayag. Adapun data qngka putus sekolah Tahun 2021 sebanyak 0,03 persen, sementara di tahun 2022 menurun 0.01 persen, nah ini ada penurunan angka putus sekolah melalui program penyetaraan. Program ini tentu sangat memberi kontribusi dari aspek peningkatan rata-rata lama sekolah, sehingga itu setiap tahun kita lakukan pendataan. Kami juga menyediakan biayanya pengganti transportasi bagi peserta,” pungkas Harianto.